Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Muqodimah
Penghormatan
Alhamdulillah, patut kiranya kita bersyukur kepada Ilahi Rabbi yang telah memberikan kita beraneka ragam bentuk nikmat, dari yang kecil hingga yang besar, dari yang kelihatan sampai yang tidak kelihatan, yang tidak bisa kita hitung satu per satu, karena banyaknya nikmat yang telah Allah berikan kepada kita semua, sehingga pada siang yang cerah ini kita dapat berkumpul di tempat ini dalam acara Sidang Senat Terbuka dalam rangka Wisuda Sarjana Ke-XXIX Institut Islam Nahdlatul Ulama Temanggung pada tanggal 29 Agustus 2023.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulillah, wahabibuna sayyidina Muhammad SAW, sang revolusioner akbar, penegak panji keislaman, yang telah mengajarkan kepada kita, bahwa hidup adalah perjuangan, dan dengan syafaat beliaulah kelak, InsyaAllah, semoga kita bisa menghadapi hari pertanggung jawaban dengan ringan. Aamiin.
Bapak ibu hadirin, tamu undangan, beserta wisudawan wisudawati yang berbahagia,
Sebuah kehormatan, bagi saya, Novia Sari Melati, wisudawan Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidiayah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan INISNU Temanggung, untuk berdiri di sini, di hadapan para ilmuwan, di hadapan para cendekiawan, di hadapan orang-orang yang sukses di masa kini, dan calon orang-orang sukses di masa yang akan datang.
Masih teringat dalam benak memori, beberapa tahun lalu, untuk pertama kali kita menginjakkan langkah di kampus INISNU Temanggung, yang kala itu masih bernama STAINU Temanggung. Kita semua berangkat dari jiwa-jiwa pemimpi yang haus akan inspirasi, yang senantiasa mencari dan terus mencari apa yang sebelumnya tidak kita ketahui, berkembang, bertambah, dan bertumbuh jauh melampaui ekspetasi.
Bangku perkuliahan memang selalu menyuguhkan nano-nano rasa yang akan selalu membekas. Mulai dari kisah yang naik, hingga turun seperti roller coaster. Namun ada hal yang membuat saya dan mungkin juga kalian semua yakini melalui kalimat moodboster dari Imam Syafi’i.
“Barang siapa belum pernah merasakn pahitnya menuntut ilmu walau sesaat, ia akan menelan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya.”
“Dan barang siapa yang tidak belajar di waktu mudanya, bertakbirlah
empat kali atas kematiannya.”
Hal itulah yang pada akhirnya menopang kaki ranting ini untuk terus melangkah, jatuh-bangun, dan menerjang apapun yang dihadapi selama masa perkuliahan ini, agar kelak tak akan menjadi sebenar-benarnya manusia yang merugi.
Bapak ibu hadirin, tamu undangan, beserta wisudawan wisudawati yang berbahagia,
Pada momen yang luar biasa ini, izinkan saya untuk menghaturkan penuh rasa syukur dan rasa hormat kepada mereka yang telah memberikan cahaya dalam setiap langkah perjalanan kami. Kata-kata takkan pernah mampu merangkum betapa dalamnya terima kasih yang kami rasakan kepada orang tua kami, istimewanya teruntuk Ibuk saya dan almarhum Bapak saya, yang selalu memimpikan pendidikan terbaik untuk ketiga putri kesayangannya. Dan mewakili seluruh wisudawan dan wisudawati di sini, sebagai seorang putra, sebagai seorang putri, kata “terima kasih” terdengar begitu sederhana, namun kami mencoba menggambarkan rasa terhutang budi kepada mereka yang telah memberikan segalanya dalam membesarkan kami, adalah seperti mencoba menangkap sinar matahari dengan tangan kosong.
Ibuk, Bapak, dengan penuh rendah hati kami ingin memohon maaf. Maafkan kami atas setiap tantangan yang mungkin telah kami hadirkan. Maafkan kami atas setiap air mata yang telah tumpah. Maafkan kami atas setiap momen cemas yang mungkin telah kami timbulkan. Namun, janganlah pernah ragu bahwa perjuangan dan pengorbanan kalian tidak akan pernah terbuang dengan sia-sia. Setiap langkah yang kami ambil, setiap impian yang kami kejar, adalah suatu bentuk penghormatan untuk Ibuk dan Bapak. Terima kasih, Ibuk, Bapak, atas cinta tak tergoyahkan yang telah membimbing kami sepanjang perjalanan ini.
Kami berdiri di sini, siap melangkah ke dunia baru, karena kalian telah berhasil memberi kami akar yang kuat dan sayap yang bebas. Kata-kata tidak akan pernah cukup untuk mengungkapkan betapa beruntungnya kami memiliki kalian sebagai panutan dalam hidup kami. Kami berjanji untuk menghormati dan meneruskan nilai-nilai luhur yang telah kalian tanamkan dalam diri kami. Kami berjanji untuk tidak pernah melupakan perjuangan dan cinta yang tak terbatas ini. Terima kasih, Ibuk, Bapak, karena cinta dan dukungan kalian telah membentuk kami menjadi orang yang jauh lebih berguna dan bermanfaat untuk dunia sekitar kami.
Hadirin yang berbahagia,
Pada kesempatan kali ini pula, dengan rasa rendah hati dan penuh penghargaan, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen-dosen dan sivitas akademika yang telah menjadi pilar pengetahuan dan inspirasi bagi perjalanan kami. Seperti matahari yang terbit setiap pagi, Bapak Ibu semua telah menerangi jalan kami dengan ilmu dan pengalaman yang tak ternilai. Kata-kata tidak akan mampu merangkum betapa besar rasa terima kasih dan hormat yang kami rasakan kepada Bapak Ibu semua.
Dalam setiap perkuliahan, setiap bimbingan, Bapak Ibu tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga memupuk semangat untuk selalu mencari kebenaran dan berkembang. Seperti pemandu yang bijaksana, Bapak Ibu telah memberikan kami arahan untuk menjelajahi dunia pengetahuan dengan mata penuh keingintahuan. Usaha yang tercurah dalam memberikan bimbingan tidak hanya menciptakan mahasiswa yang berkualitas, tetapi juga mencetak karakter yang tangguh dan penuh integritas.
Begitu banyak momen di mana kami merasa tertantang, merasa frustasi, dan mungkin ingin menyerah, bahkan saya yakin, beberapa dari kami sudah ada yang sampai titik terendah, menyerah, tak tau arah, dan benar-benar tidak sanggup untuk kembali melangkah. Namun, Bapak Ibu selalu hadir sebagai pilar dukungan yang kuat, melalui deadline dan surat edaran mendebarkan yang kami rangkum sebagai rintangan, sehingga hal tersebut mengingatkan kami bahwa setiap rintangan adalah peluang untuk tumbuh. Seperti kata-kata Khalil Gibran, ‘Guru yang hebat menginspirasi; guru yang benar-benar besar mendorong kita ke dalam kegelapan dan memberi kami cahaya’. Dan bagi kami, Bapak Ibulah bentuk nyata dari cahaya dalam kegelapan, membimbing kami melewati tantangan dengan bijaksana.
Seperti pahlawan tanpa tanda jasa, Bapak Ibu telah memberi kami bekal untuk menjelajahi dunia dengan semangat dan keberanian. Terima kasih, atas segala yang telah berikan.
Teruntuk sahabat-sahabat wisudawan dan wisudawati yang berbahagia,
Hari ini adalah momen yang penuh makna, bukan hanya tentang mengenakan toga dan berjalan di atas panggung ini. Ini adalah tentang perjalanan penuh tantangan yang telah membentuk kita menjadi siap menghadapi dunia nyata. Marilah kita bersama merenung sejenak, pada langkah-langkah yang kita ambil, dan pada mimpi-mimpi yang kita kejar, yang akhirnya membawa kita sampai di sini.
Perjalanan ini bukan hanya tentang mengejar gelar, tetapi tentang menjalani proses belajar yang tak pernah berhenti. Kita adalah mahasiswa, bukan hanya dalam kelas, tetapi dalam kehidupan. Ingat kawan, Nelson Mandela pernah berkata bahwa “Pendidikan adalah senjata yang paling kuat yang bisa digunakan untuk mengubah dunia”. Mari kita terus memanfaatkan pengetahuan ini untuk memberikan perubahan positif dalam dunia di sekitar kita.
Bukanlah rahasia bahwa perjalanan ini penuh dengan tantangan. Namun, sebagai mahasiswa seperjuangan, kita telah belajar untuk tidak takut menghadapinya. Seperti pepatah yang mengatakan, ‘Ketika semuanya terasa sulit, hanya orang-orang kuat yang tetap bertahan.’ Maka dengan adanya kita disini telah membuktikan bahwa kita semua adalah orang-orang kuat yang telah mengatasi rintangan dan kegagalan dengan tekad yang tak tergoyahkan.
Tidak hanya mengatasi kesulitan, kita juga telah membentuk ikatan persahabatan yang mendalam. Kita telah saling mendukung dalam kejenuhan, merayakan kesuksesan, dan memberikan dukungan ketika salah satu dari kita merasa down. Inilah bentuk persahabatan yang tumbuh dari perjuangan bersama, dan akan tetap membawa makna yang dalam di masa yang akan datang.
Sahabat-sahabat sekalian,
Jika di masa depan nanti kita menghadapi berbagai macam bentuk ketidakpastian, ingatlah kata-kata dari Steve Jobs, ‘Tetaplah lapar dan tetaplah bodoh’. Hal itu merupakan himbauan untuk tetap rendah hati dan selalu berpikir bahwa masih banyak hal yang bisa kita pelajari. Jangan biarkan kesombongan menghalangi kita untuk tetap tumbuh.
Akhirnya setalah ini, kita telah berhasil berdiri di persimpangan antara masa lalu dan masa depan, siap untuk melangkah ke dunia yang lebih luas. Hari ini adalah salah satu dari hari-hari kecil yang tak akan pernah terlupakan. Mari kita membuatnya menjadi bermakna dengan cara kita membagikan kebaikan, memberikan inspirasi, dan menciptakan perubahan yang kita inginkan.
Hadirian yang berbahagia, cukup sekian prakata saya mewakili seluruh wisudawan wisudawati INISNU Temanggung tahun 2023, mohon maaf apabila banyak salah bertutur kata, dan terima kasih atas perhatian yang telah diberikan.
Ijinkan saya menutup sambutan kali ini dengan kalimat penggugah dari beliau Bapak K.H. Said Aqil Siradj, Ketua Umum PBNU periode 2020-2021, “Islam itu agama ilmu pengetahuan dan peradaban, maka jika ingin membela Islam, kuasailah ilmu dan bangunlah peradaban.”
Terima kasih,
Wallahul muwaffiq ilaa aqwamittharieq,
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Novia Sari Melati, S.Pd.