inisnu.ac.id, Temanggung – Dosen Bahasa Inggris yang sekaligus ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) INISNU Temanggung, Effi Wahyuningsih, menjadi salah satu dosen yang berkesempatan untuk menempuh enam (6) mata kuliah pilihan secara daring di lima (5) kampus ternama di empat (4) negara melalui beasiswa Kemdikbudristek ICE Institute Batch 4 tahun 2023. Hal ini sebagaimana tercantum dalam pengumuman Beasiswa Kemendikbudristek ICE Institute, tertanggal 6 Februari 2023 (www.icei.ac.id).
Di dua kampus dalam negeri, Effi memilih mata kuliah English for Nursing (Universitas Pelita Harapan) dan Teaching English as Foreign Language (TEFL) II (Universitas Terbuka). Untuk mata kuliah Writing, Presenting and Submitting Scientific Papers in English dan Shifting Your Teaching Online, ia tempuh di Tsinghua University, China. Selain itu, ia juga memilih mata kuliah IELTS Academic Test Preparation (The University of Queensland, Australia) dan Quantitative and Qualitative Research for Beginners (The National University of Singapore).
Program beasiswa Kemendikbudristek ICE Institute – Merdeka Belajar Untuk Semua (MBUS) ini bertujuan memberikan kesempatan kepada mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan di berbagai Perguruan Tinggi Negeri serta masyarakat umum untuk dapat mengambil mata kuliah dari berbagai PTN/S papan atas dalam negeri maupun perguruan tinggi ternama luar negeri melalui ICE Institute dengan pembiayaan dari Kemendikbudristek.
ICE Institute merupakan pusat kuliah daring di Indonesia yang terakreditasi dari Kemendikbud-Ristek yang menyediakan berbagai mata kuliah daring baik nasional maupun internasional sebagaimana dijelaskan oleh Prof. Paulina Pannen, M.LS selaku Kepala ICE Institute ICE Institute – Indonesia Cyber Education Institute. Selain itu, Prof. Ojat Darojat, M.Bus.,Ph.D. (Ketua Konsorsium ICE Institute), menyatakan bahwa tujuan utama dari ICE Institute adalah untuk memfasilitasi penyediaan pendidikan berkualitas sekaligus menjamin kualitas layanan pembelajaran daring dan pendidikan jarak jauh.
Beasiswa ini menyediakan lebih dari 1400 mata kuliah dari berbagai perguruan tinggi luar negeri di bawah koordinasi edX seperti Harvard University, MIT, Imperial College London, Columbia University, University of Adelaide, dll serta 60 mata kuliah dari berbagai perguruan tinggi di China di bawah koordinasi XuetangX.
Selain membawa banyak manfaat, antara lain sebagai implementasi MBKM, program ini tentu saja menjadi upaya tanpa biaya untuk upskilling dan memperluas networking. “Maka dari itu, saya berniat mengajak lebih banyak mahasiswa dan dosen untuk mendaftar pada Batch 5 atau semester berikutnya”, tambah Effi. (*)