Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) STAINU Temanggung, menggelar bedah buku Fikih Toleransi, Rabu lalu (15/2/2017). Hadir dalam kesempatan itu, sang penulis, Dengan Ahmad Syarif Yahya (Gus Yahya).Anchor
Dihadiri sekitar 300 peserta dari berbagai kota, baik dari Temanggung, Magelang, Wonosobo, dan Salatiga, hadir pula dalam kesempatan itu Wakil Bupati Temanggung, Irawan Prasetyoadi, Kapolres Wahyu Wim, Ketua III STAINU Abdul Munjid, dan jajaran pengurus PCNU Temanggung.
Gus Yahya mengemukakan, fikih pesantren memiliki keunikan, karena materi pembelajarannya menggunakan kitab kuning yang sarat dengan terminologi umum Islam seperti jihad, qisas, rajam, dan ‘amar makruf nahy mungkar.
“Ini sebetulnya tidak jauh berbeda dengan materi pengajaran kaum fundamentalis. Tetapi mengapa kemudian kaum pesantren bisa menjadi toleran dan moderat, ini yang menarik,” papar Gus Yahya didampingi dua panelis, Sumardjoko dan M. Syafiq.
Penulis yang merupakan lulusan pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang ini, mengatakan, bahwa komitmen kebangsaan santri tidak perlu diragukan. ‘’Kelompok santri selalu mengawal kebhinnekaan dengan keseimbangan antara agama dan negara dengan tidak mempertentangkannya,’’ tuturnya. By Hepi.